Nganjuk, Bayu TV Nganjuk – Awal taun 2019, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah mulai merebak di Kabupaten Nganjuk dan sekitarnya. Di awal bulan januari ini, jumlah pasien BDB yang dirawat di RSUD Nganjuk dan Kertosono mencapai 87 pasien. Penyakit Demam Berdarah Dengue ini sendiri, disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang mudah berkembang biak pada musim penghujan.
Memasuki musim penghujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nganjuk terus meningkat. Dari data Rumah Sakit Umum Daerah, jumlah penderita DBD mencapai 87 pasien, diantaranya 33 pasien di RSUD Nganjuk dan 54 pasien di RSUD Kertosono. Dimungkinkan jumlah pasien DBD pada musim penghujan ini akan terus meningkat.
Saat memasuki musim hujan seperti sekarang ini, penyakit Demam Berdarah Dengue memang mulai banyak menyerang, terutama pada anak-anak yang memang rentan terserang penyakit. Sementara pada tahun 2018 lalu, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, jumlah kasus definisi operasional suspek infeksi dengue mencapai, 1317 pasien yang berasal dari 20 Kecamatan, sedangkan 7 kasus dinyatan meninggal dunia.
Syaifulloh, Kepala Bidang Penangan dan Pencegahan Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk menjelaskan, jika rata-rata data kasus terbanyak adalah suspek infeksi dengue yang hanya mencapai fase infeksi primer oleh virus dengue atau lebih disebut demam dengue, sedangkan Demam Berdarah Dengue (DBD) sendiri di awal tahun ini hanya mencapai 12 kasus.
Pihaknya mengaku, selama awal tahun 2019 ini telah banyak menerima permintaan fogging di sejumlah wilayah di Kabupaten Nganjuk. Meski demikian, langkah fogging hanya bersifat sementara bukan merupakan solusi utama untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

Untuk mencegah serangan DBD, pihaknya mengimbau masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Cara nya, dengan menguras, mengubur dan menutup tempat-tempat penampungan air supaya nyamuk tidak bisa berkembang biak.
Reporter: Sofian Hanafi